“Di penjara, kami digabung, muslim dan kristen. Kami dikenal sebagai pelaku kerusuhan Poso, diantara kami saling kenal dan baku tau satu sama lain. Dapa tau yang sana kasus kerusuhan dimana, yang situ kasus kejadian dimana. Pada awal bertemu di penjara, kitorang (kami) sempat saling menjaga jarak satu sama lain. Tapi lama-lama diantara kami malah jadi saling akrab, saling bergabung. Tidak ada itu lagi julukan pasukan merah, pasukan putih. Sering sekali kami kalau bincang-bincang tentang kondisi Poso, kami rindu dengan Poso yang dulu kami tinggali. Diantara kami saling baku tanya “kenapa kita jadi begini?” kadang muncul pernyataan antara kami satu sama lain “semua yang dilakukan ini bukan dari hati, entah mengapa tiba-tiba menjadi begini”.
Kami bertahun-tahun bersama-sama di penjara, dan jadi akrab bukan cuma dengan sesama yang di penjara, bahkan dengan yang keluarga. Pernah pasokan makanan kami habis, yang kase makanan itu bukan keluarga tapi malah dari pemuda-pemuda muslim yang antar makanan ke blok penjara kami. Begitu sebaliknya, pas lagi masa puasa, yang muslim kehabisan makanan untuk sahur, kami yang kumpul makanan saling berbagi dan sahur sama-sama.
Pernah juga pas pembakaran desa masih terjadi dimana-mana, ada kebijakan petugas penjara untuk membukakan pintu sel bagi pemuda-pemuda Kristen pada waktu siang sementara pintu sel pemuda-pemuda Muslim ditutup, demikian sebaliknya pada waktu malam. Namun oleh pemuda-pemuda Kristen dan Muslim saling membukakan pintu kalau-kalau merasa terancam dan menghindari terkurung di penjara saat kebakaran. Kami tahu, kami sejak awal tidak pernah menginginkan konflik sampai begini luas, jadi kami saling melindungi dan kase tunjuk (menunjukkan) tidak pernah ada niat kami untuk saling mencelakai satu sama lain. Kami ini sudah dari dulu memang bikin grup-grup tapi betul-betul tidak ada itu niat mau sampai konflik yang kemarin.
Saat hari raya Idul Fitri, yang pemuda Kristen akan mengunjungi pemuda-pemuda Muslim di sel-nya, bertemu keluarga mereka dan makan bersama. Mereka bagi-bagi makanan untuk kami juga. Demikian pula saat hari raya Natal, pemuda-pemuda Muslim mengunjungi sel pemuda Kristen, bertemu keluarga mereka dan makan bersama. Silahturahmi itu tetap terjaga sampai sekarang.
Saat saya akan keluar penjara karena masa tahanan berakhir, banyak rumor yang beredar, banyak orang tidak berani menjemput saya keluar. Yang jemput saya dengan mobil, dan mengantar saya sampai ke tempat yang aman malah teman-teman pemuda Muslim…kami tau, saya tau bahwa kami dalam lubuk hati kami yang paling dalam kami menginginkan Poso damai, kami selalu menginginkan Poso damai..”
***
@Catatan Perempuan Poso:
Para Pemuda selalu disebut-sebut sebagai pemicu, penyebab konflik Poso. Kisah pribadi beberapa pemuda tertuduh terhadap Perempuan Poso menunjukkan bagaimana manipulasi terhadap peristiwa awal konflik Poso begitu rapi dan sistematis, dimana pemuda menjadi kambing hitamnya, dan agama diatasnamakan. Pasca keluar dari penjara, saat ini tercatat sebagai salah satu pelatih taekwondo dan berhasil membawa tim-nya mengharumkan nama Kabupaten Poso setelah mendapatkan medali emas untuk kejuaraan daerah Taekwondo. Beberapa diantara mereka (muslim dan kristen) menjalin kekerabatan yang lebih dalam, yang tidak dapat dimengerti orang lain selain mereka.
Thx untuk artikelnya.
Di sini ada link untuk memahami pacaran yang benar, silahkan dilihat. Pasti akan memberkati Anda!
http://datinginsightindonesia.wordpress.com
Untuk melihat pembahasannya silahkan lihat link dibawah ini:
http://www.youtube.com/watch?v=6u09rH1iU3I
Saya bahagia membaca artikel ini, dengan tutur bahasa lokal, apa adanya, caranya bercerita sederhana tapi saya bisa menangkap kejujuran 🙂 Dalam waktu dekat saya akan mengunjungi beberapa tempat di Sulawesi, saya dihadapkan pada saran dari orang-orang, bahwa saya sebaiknya menghindari jalur di Poso, saya menyayangkan pendapat ini, tetapi saya juga harus realistis, bahwa kondisi di Poso sewaktu-waktu memang berubah dan tak pasti, setelah membaca ini, saya percaya masyarakat disana, adalah orang-orang baik yang juga tidak menginginkan konflik. Saya berharap Poso akan segera kembali damai seperti sedia kala…
Salam Cinta untuk sahabat2 di Poso.. Tuhan memberkati dan merahmati ..amin…