“Kami Barter Sayur dan Ikan, dan Saling Menghidupi”

0
1636

“Saya tidak punya saudara sedarah yang Kristen, tapi saya punya banyak teman orang Kristen. Yang saya tahu selama konflik kami semua sama-sama mengungsi. Yang membakar rumah kami adalah orang luar. Kami (muslim dan kristen) sama-sama tidak kenal siapa yang bakar. Jadi pas kembali dari pengungsian, yakin saya kalau kami ini sama-sama korban dan butuh makan padahal tidak ada yang jualan dan tidak ada yang dibeli. Suami saya cari ikan di laut, saya jualan ikan di perbatasan Tokorondo dan yang beli itu orang Kristen. Waktu itu Tokorondo terkenal angker untuk orang Kristen karena dianggap markas orang Islam. Lalu ada teman saya juga dari desa sebelah yang jualan sayur, dia Kristen, dia ambil dari kebunnya, Jadi kami sering barter jualan kalau tidak ada yang beli tapi banyak juga yang beli jualan kami….Saya jual ikan, mereka banyak jual sayur. Iya waktu itu masih ada pembunuhan, penembakan dimana-mana juga bom, juga pas banyak sekali orang dari luar masuk disini. Takut?mungkin iya sama orang luar, tapi sama orang Kristen disini tidak juga karena kami masih bisa itu jualan di batas desa dan saling barter makanan. Sebenarnya saat konflik masih terjadi kami juga tetap saling menghidupi. Jadi saya yakin sama dorang, dan yang saya tahu dorang juga yakin sama kami. Tidak ada masalah antara kami, selain kami butuh makan dan ada orang luar yang bikin kami lari-lari di hutan..”

Baca Juga :  Kami Dikenal Sebagai Pelaku Kerusuhan Poso, Di Penjara Kami (Muslim Kristen) Gabung,Saling Menjaga Melindungi

…………………………………………………….

(Catatan: hasil wawancara perempuan poso dengan seorang ibu berinisial S yang memulai perekonomian di desanya dan di desa-desa sekitarnya dengan tetap berjualan ikan di perbatasan desa Tokorondo yang dianggap sebagai pusat muslim militan. Ibu ini berjualan pada tahun-tahun yang diberitakan mencekam di Kabupaten Poso, 2001 – 2004, dan telah menginspirasi keberanian bagi ibu-ibu lain di desa yang mayoritas Kristen untuk ikut berjualan, melakukan barter sayuran dengan ikan. Tindakan ibu ini juga telah memulai hubungan antar muslim dan kristen di desa-desa di Pesisir Poso bahkan saat kekerasan masih terjadi masif dan sistematis)

@perempuan poso

Tinggalkan Balasan

Silahkan berkomentar
Mohon masukkan nama anda