Peluklah Pohon-pohon Kita

0
1476

Peluklah pohon-pohon kita
Selamatkan mereka dari penebangan
Kekayaan bukit-bukit kita
Selamatkan mereka dari penjarahan

Raturi, 1972

Penggalan puisi di atas adalah karya Raturi, seorang aktivis gerakan Chipko di India. Raturi mengikuti semangat pendahulunya, Amrita Devi, yang memimpin lebih dari tiga ratus anggota masyarakat Bishnoi beberapa ratus tahun lalu untuk menyelamatkan pohon khejri yang dikeramatkan, dengan cara memeluk pohon-pohon tersebut . Gerakan Chipko yang meledak tahun tujuh puluhan, dirintis oleh Mira Behn di Garhwal India, berawal dari keprihatinan kaum perempuan terhadap ekologi hutan dan air yang rusak. Kondisi tersebut akibat penggundulan hutan yang kejam dan penanaman pohon pinus besar-besaran menggantikan pohon banj dan aneka jenis pohon lain. Kebijakan yang sangat komersial tersebut menjadi penyebab utama meningkatnya ketidak stabilan ekologi di Himalaya dan menutup ekonomi perempuan yang berujung pada menguapnya Sungai Gangga dan banjir dahsyat menenggelamkan India pada tahun 1970.

Inti tuntutan dari perempuan Chipko tersebut sebagaimana tertuang dalam Blueprint for Survival; “kita harus mengingat bahwa peran utama hutan-hutan perbukitan tidak seharusnya menciptakan penghasilan, tetapi menjaga keseimbangan cuaca seluruh India Utara serta kesuburan dataran tinggi Gangga. Jika kita mengabaikan kepentingan ekologis demi kepuasan ekonomi jangka pendek, hal ini akan merugikan sistem iklim di India Utara dan akan semakin meningkatkan daur banjir dan kemarau yang berulang dan silih berganti”. (Vandana Shiva. Staying Alive: Women, Ecology and Survival in India, 1988).

Baca Juga :  Cerita Tanah, Air dan Hutan Poso di Documenta Fifteen Jerman

Tinggalkan Balasan

Silahkan berkomentar
Mohon masukkan nama anda