Telusuri Jejak Geologi Danau Poso, Menuju Warisan Geologi Danau Poso

0
625
Tim Badan Geologi saat melakukan verfikasi situs Geologi untuk penetapan Warisan Geologi Danau Poso. Foto : Dok.Mosintuwu

“Danau Poso bukan hanya sekumpulan air tapi dia adalah sebuah kehidupan”

Pernyataan ini bukan tanpa alasan. Danau Poso adalah satu dari 10 danau purba di dunia. Karenanya memiliki  keanekaragaman hayati , keunikan geologi yang terbentuk dari tumbukan 2 benua. Selama ratusan tahun, keberadaan Danau Poso telah menciptakan kebudayaan masyarakat. Keberadaannya  harus dijaga tetap lestari bukan hanya untuk generasi hari ini, tapi juga masa depan.

Salah satu upaya melestarikan dan menjaganya dilakukan komunitas, peneliti, geolog, arkeolog, akademisi dan sejumlah individu yang memberikan perhatian pada Danau Poso. Komunitas Penjaga Danau Poso dan Institut Mosintuwu bersama dengan para peneliti setelah melakukan perjalanan Ekspedisi Poso mengajukan usulan Danau Poso sebagai Geopark. Usulan ini kemudian didukung oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah. Sebuah perjalanan untuk mencatat potensi bencana dan keanekaragaman di Danau Poso hingga ke Poso Kota.  Saat itu, tim ekspedisi  Poso terdiri dari nelayan, petani, agamawan, tokoh adat dan akademisi dan peneliti dari berbagai disiplin ilmu seperti geologi, biologi, arkeologi dan antropologi.

Tim Badan Geologi saat melakukan verfikasi situs Geologi untuk penetapan Warisan Geologi Danau Poso. Foto : Dok.Mosintuwu

Dokumen Warisan Geologi Danau Poso telah diserahkan secara resmi kepada Kepala Badan Geologi, Kementrian ESDM  pada tanggal 5 Oktober 2022. Dokumen yang disusun tim Ekspedisi Poso ini adalah hasil 2 kali perjalanan keliling Danau Poso tahun 2019-2020 oleh tim Ekspedisi Poso . Usulan tim Ekspedisi Poso dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah direspon dengan dibentuknya tim verifikasi lapangan Badan Geologi Kementrian ESDM di akhir 2022.

Selama 2 pekan di bulan Maret 2023 , Tim yang terbagi dalam dua tim, masing-masing tim Geologi yang dipimpin Dida Djumaidi dan tim geokimia dipimpin Rully Setiawan datang ke kabupaten Poso. Para ahli geologi, geokimia, palentaologis yang masuk dalam tim Pusat Survei Geologi, Badan Geologi meninjau dan menilai komponen geologi berupa bentang alam, bebatuan dan struktur geologi di 20 situs warisan geologi. Ke-20 situs ini ada dalam dokumen warisan geologi yang diajukan oleh Tim Ekspedisi Poso.

Baca Juga :  Sawah-sawah Tenggelam, Kerbau Mati: Nasib Warga Tepi Danau Poso
Tim Badan Geologi saat melakukan verfikasi situs Geologi untuk penetapan Warisan Geologi Danau Poso. Foto : Dok.Mosintuwu

Didampingi Kurniawan Bandjolu peneliti Institut Mosintuwu, Hajai Ancura dari Aliansi Penjaga Danau Poso (APDP) serta sejumlah warga desa tempat situs berada, Tim melakukan verifikasi dengan lancar. Mereka menjelajahi situs-situs geologi  berupa gua dan singkapan di sekitar Danau Poso, beberapa desa di kecamatan Pamona Puselemba, Pamona Selatan, Pamona Tenggara, Pamona Barat, Pamona Utara dan Lembah Bada.

Beberapa lokasi yang dikunjungi adalah Padamarari Triangular Facet,  Pantai Siuri,  Kompleks Goa Torau,  Saluopa Travertin atau Air Terjun Saluopa,  Watu mPangasa Angga,  Tebing Petirodongi, Posunga Conical Hill, Goa Pamona, Goa Latea, Ceruk Tangkaboba, Goa Wawondoda 1 dan Goa Waondoda 2,  Taman Wisata Alam Bancea atau Tando Bancea, Goa Watu Makilo desa Boe, Ue Datu kelurahan Pamona, Situs Lamusa di desa Korobono, Situs Kandela di desa Tindoli.  Selanjutnya Goa Korobono di desa Korobono, Goa Tangkadao, Dolmen di desa Toinasa,  singkapan di jalan penghubung desa Kuku – desa Panjoka, tebing Taripa – Didiri di jalur trans Sulawesi, tebing desa Bomba kecamatan Lore Selatan,  sumber air panas Lengkeka kecamatan Lore Barat dan situs megalith di lembah Bada.

Kekaguman atas kekayaan geologi Danau Poso beberapa disampaikan oleh para ahli.  Apalagi, dalam perjalanan ini, ternyata tim verifikasi menemukan  lebih banyak situs geologi yang penting untuk dimasukkan dalam dokumen Warisan Geologi. Temuan baru ini dianggap dapat memperkuat pengetahuan masyarakat untuk memahami bagaimana proses pembentukan pulau Sulawesi dimasa lalu. Terdapat 5 situs baru untuk diverifikasi, sehingga total menjadi 25 situs geologi.  Proses verifikasi situs geologi ini nantinya akan dianalisis dan dipresentasikan untuk kemudian diuji kelayakannya. Beberapa fokus penilaian antara lain penilaian suatu situs warisan geologi berdasarkan pada nilai – nilai sains, penilaian suatu situs warisan geologi berdasarkan pada nilai – nilai edukasi, penilaian suatu situs warisan geologi berdasarkan pada nilai – nilai pariwisata, dan penilaian suatu situs warisan geologi berdasarkan pada resiko degradasinya.

Baca Juga :  Hello Books : Buku dan Bahasa Inggris untuk Anak

Perjalanan yang cukup melelahkan ini dilakukan dengan sangat antusias. Sepanjang proses verifikasi , tim melakukan diskusi serius mengenai keunikan dan kekayaan geologi yang mereka temukan. Salah satunya mendiskusikan kemungkinan untuk membuat Pusat Informasi Geologi di Sulawesi Tengah. Hal ini menurut Dida dimungkinkan apabila Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah bisa menyediakan gedungnya.

Menetapkan Danau Poso menjadi warisan geologi, kemudian menjadi Geopark merujuk pada Peraturan Presiden nomor 9 tahun 2019 tentang Pengembangan Taman Bumi. Tujuan Geopark adalah menjadikan Danau Poso pusat edukasi, konservasi dan pengembangan ekonomi komunitas secara berkelanjutan, terutama melalui pariwisata berbasis geologi (geotourism). Karena itulah usulan Taman Bumi merupakan ikhtiar menjaga Danau Poso dari eksploitasi terutama oleh korporasi yang hanya melihat manfaat ekonomi tanpa peduli dampak terhadap masyarakat dan kelestarian ekosistemnya.

“Orang tetap bisa beraktifitas di lokasi-lokasi yang sudah ditetapkan sebagai warisan geologi, misalnya berladang”kata Dida dalam sebuah forum diskusi bersama komunitas Penjaga Danau Poso di Dodoha Mosintuwu Sabtu 4 Maret 2023 lalu. Pernyataan ini sebenarnya menjawab pertanyaan beberapa pihak yang menyebut Geopark akan membatasi aktifitas pertanian warga.

Baca Juga :  Petani Mencari Keadilan di Pengadilan

Unsur pendidikan dalam penetapan Taman Bumi merupakan hal yang penting. Pengetahuan tentang potensi gempa bumi dibalik keindahan Danau Poso, misalnya.  Terutama memahami potensi bencana di sekitarnya.

“Patahan yang aktif harus kita petakan karena berkaitan dengan mitigasi bencana”kata Dida Djumaidi koordinator tim verifikasi geologi mengenai pentingnya pendokumentasian geologi Danau Poso.  Danau Poso dilalui 2 sesar aktif yang sering memicu gempa bumi. Salah satunya gempa bermagnitudo 5,6 yang berpusat di desa Toinasa tahun 2019 lalu.

Yang lebih penting dari status Geopark adalah mengubah cara pandang yang hanya melihat Danau Poso sebagai sekumpulan air dengan volume 71.811.599.956 m3 dengan jangka waktu tinggalnya air adalah 7,2 tahun (jurnal Limnotek : perairan darat tropis di Indonesia 16 (2) 2009. Hal. : 64-73) . Orang Poso sendiri melihat Danau Poso menjadi wilayah dimana seluruh ekosistem didalamnya saling berhubungan. Satu terganggu, kehidupan yang ada disekitarnya, termasuk manusia ikut terganggu. Itu sebab, orang-orang tua di desa-desa sekitar Danau ini menyebut danau ini ‘Sira’ yang artinya beliau.

Bagi masyarakat di sekitar Danau Poso, Danau Poso bukanlah sekedar kumpulan air, namun danau Poso adalah sebuah kehidupan. Kehidupan yang menciptakan kebudayaan, menciptakan ekosistem sosial ekonomi , dengan sejarah yang istimewa sebagai danau purba di jantung Sulawesi.

Tinggalkan Balasan

Silahkan berkomentar
Mohon masukkan nama anda