Ketika Anak Muda Merawat dan Memperpanjang Ingatan tentang Desa

0
1722

“Menulis dan bercerita adalah cara merawat dan memperpanjang ingatan” ujar Windi di hadapan puluhan anak-anak muda  yang berkumpul di ruangan perpustakaan Sophia, Tentena, 25 April 2018. Windi Ariestanty, penulis yang juga seorang penjelajah, hari itu membagikan tips kreatif menulis tentang desa. “Mari kita mulai dari apa yang ada di sekitar kita” sambungnya sambil mengajak anak-anak muda bercerita tentang desa-nya. 

“ Hasil bumi dari desa saya yang saya sukai adalah Kopi. Saya suka minum Kopi karena rasanya enak. Biasanya saya meminumnya di pagi hari sebelum berangkat ke sekolah” Dewi, dari Desa Panjo bercerita. 

“Kalau saya suka kacang hutan karena rasanya enak kalau digoreng” sambung Rio dari Didiri. Bergantian, anak-anak muda yang rata-rata duduk di SMP dan SMU ini bergantian bercerita tentang desanya. Mengangkat tema hasil bumi di desaku, Windi mengajak anak-anak mulai menulis dari cerita-cerita tentang desa mereka.   Suka menulis diari, ingin menulis dengan lebih baik serta karena beranggapan menulis adalah seni mengekspresikan diri, menjadi alasan-alasan yang disampaikan mengapa mereka bergabung dalam aktivitas menulis yang diorganisir Institut Mosintuwu. 

Baca Juga :  Randa Ntovea: Kisah Wabah di Sulteng, Covid-19 Bukan Yang Pertama

 “Untuk bisa menulis harus bisa menjelaskan, karena itu perlu belajar untuk mendeskripsikan segala sesuatu secara detail” jelas Windi merespon semangat para anak muda dari Desa Bancea, Panjo, Didiri, Buyumpondoli dan Tentena ini. 

“Selain itu, rasa ingin tahu akan membantu kita menulis lebih baik” kata Windi. Saat seorang anak muda memilih akan menulis tentang kacang hutan, Windi menambahkan  “Bisa dimulai dengan rasa ingin tahu. Misalnya, saya tidak kebayang kacang hutan itu seperti apa?” tanyanya penasaran. Menurutnya tulisan tentang kacang hutan akan menjadi menarik jika seseorang bisa menulis dengan detail. Saat membaca tulisan tentang kacang hutan, misalnya, orang yang membaca akan berusaha menemukan dan mencoba rasanya sendiri. 

Windi memberikan tips agar tulisan bisa dibaca menyenangkan perlu menulis seperti bercerita. Antara lain dengan membayangkan menulis surat kepada seseorang yang belum pernah ke Poso, belum tau apa-apa tentang Poso, apalagi tentang hasil buminya. 

“Diceritakan secara detail, seperti ngobrol dengan teman, hanya saja menceritakannya dengan menulis” jelas Windy

Baca Juga :  Aksi Solidaritas Anak Muda Poso : Tolak Terorisme, Ajak Keluarga Ajarkan Pesan Toleransi

Mengumpulkan data-data tentang bahan yang akan ditulis menjadi salah satu syarat agar sebuah tulisan bisa lebih meyakinkan. Membaca buku sebanyak-banyaknya atau mewawancarai orang-orang yang mengetahui tentang informasi akan memperkaya tulisan, tambahnya. Lebih lanjut Windi menegaskan bahwa menceritakan dan menulis apa yang diceritakan adalah bagian dari langkah menjaga ingatan tentang desa.

“Saat kita akan menulis tentang satu topik khusus misalnya pohon bambu atau kacang hutan di desa, kita membutuhkan data-data tentang topik itu. Saat wawancara orang tua di desa misalnya, kita sedang merawat ingatan hal-hal apa yang ada dan yang terjadi di desa. Saat kita menuliskan apa yang diceritakan, kita sedang memperpanjang ingatan tentang topik tersebut untuk bisa tetap diingat oleh generasi selanjutnya” 

Menulis menjadi salah satu aktivitas literasi yang dikembangkan oleh Institut Mosintuwu kepada anak muda dan kelompok perempuan. Percakapan tentang menulis sebagai cara merawat dan memperpanjang ingatan ini, terjadi dalam dua hari training menulis. Windy Ariestanty menggunakan beragam permainan untuk memudahkan proses menulis 31 anak muda dan 22 perempuan dari 8 desa yang hadir di Dodoha Mosintuwu. Training menulis yang berlangsung dua hari, tanggal 24 – 25 April 2018 ini dikelola sebagai bagian dari persiapan pelaksanaan Kongres Perempuan dan Festival Hasil Bumi 2018. Direncanakan tulisan-tulisan anak muda dan kelompok perempuan akan dihadirkan untuk menginspirasi lebih banyak cerita tentang desa dituliskan.

Baca Juga :  Telusuri Budaya Peradaban Danau Poso : Cara Anak Muda Mengingat dan Jaga Warisan

Tinggalkan Balasan

Silahkan berkomentar
Mohon masukkan nama anda