Ayo Makan Buah di PosoLet’s Taste Poso’s Fruits

0
3416

Kementrian Pertanian Indonesia dan Kementrian Ekonomi Usaha Ekonomi Kecil memulai sebuah gerakan yang disebut “ Ayo Makan Buah” . Gerakan yang dikumandangkan sejak tanggal 17 November ini berniat menjadikan Indonesia sebagai produsen dan eksportir terbesar buah-buahan di dunia.

Bersamaan dengan gerakan “Ayo Makan Buah” KemenkopUKM merilis jumlah produksi buah di Indonesia.  Pisang menempati urutan pertama produksi buah Indonesia, sebanyak 7.008.000 ton pertahun; diikuti Mangga, 2.464.000 ton/tahun; Jeruk, 1.999.000 ton/tahun; Sirsak, 1.874.000 ton pertahun serta Salak, 1.036.000 ton/tahun. Buah lainnya seperti durian, pepaya, rambutan, alpukat, manggis juga memproduksi di atas 111.000 hingga 856.000 ton/ tahun.

Bagaimana dengan produksi buah-buahan di Poso? Di Kabupaten Poso, buah-buahan bisa ditemui di semua desa dengan beragam jenis. Bahkan setiap tahunnya untuk merayakan kekayaan buah-buahan di Poso, desa-desa di wilayah Kecamatan Lage sengaja mengadakan perayaan buah yang disebut dengan Padungku Buah. Pada saat padungku buah tersebut, warga dapat mengakses beragam buah-buahan yang tersedia di semua rumah secara gratis.

Pisang, mangga dan durian adalah jenis buah di Kabupaten Poso yang berhasil dieksport ke luar daerah Kabupaten Poso. Kata Arjuna, salah seorang warga Desa Kuku “Kalau musim buah durian, para pembeli bisa datang dari Sulawesi Selatan dan Utara” Sementara itu buah mangga seringkali dibiarkan membusuk di bawah pohon.

Baca Juga :  Diplomasi Budaya Anak Muda Poso

Di desa-desa, saat musim buah, warga saling berbagi buah tanpa menuntut bayaran. Sebagian hasil buah dijual di pasar tradisional atau dengan cara membuka kandepe musiman di tepi jalan. Anak-anak di desa sangat sering menjadikan musim buah menjadi aktivitas petualangan yang menyenangkan. Ibu Fin dari Desa Dulumai mengatakan “ Kalau musim buah mangga, anak-anak berkelompok pergi mencari buah mangga yang enak di sembarang tempat lalu makan sama-sama” . Tidak diragukan, anak-anak di desa-desa Poso memiliki akses buah yang berlimpah sesuai musimnya.

Meskipun kaya dengan buah-buahan, desa-desa di Kabupaten Poso masih harus belajar menjadikan buah sebagai mata pencaharian khusus . Demikian pula , kebutuhan untuk terampil mengelola buah-buahan menjadi jenis penganan khusus seperti dodol, kripik atau kue. Pemerintah Daerah perlu mempertimbangkan potensi ini. Sementara itu, Usaha Desa yang dikembangkan oleh Institut Mosintuwu diharapkan dapat mendorong buah-buahan di Poso menjadi ole2 khusus Poso.

Buah Jongi, Buah Khas Poso

Buah apa yang ada di desamu? Tinggal di Indonesia, apalagi di sebuah desa adalah sebuah kemewahan. Tidak semua tempat bisa memiliki akses seperti orang-orang di desa. Buah adalah salah satu kemewahan yang sulit ditemukan orang kota. Di desa, untuk mendapatkan buah bukan hanya mudah tapi juga berlimpah. Bukan hanya berlimpah tapi juga beragam jenis. Berbagai jenis pisang, buah mangga dengan berbagai rasa, pepaya, rambutan, nangka yang tidak pernah berhenti berbuah, durian yang menggiurkan, jambu, jeruk dan sebagainya. Sementara di kota, selain pilihan yang sangat terbatas, mahal dan lebih sering bisa ditemui di supermarket.

Baca Juga :  Surat Edaran Mencegah Penyebaran COVID-19

Buah jongi adalah salah satu buah khas yang ditemukan di hutan-hutan desa Poso. Berbentuk seperti bawang bombai dengan warna hijau pada bagian luar , buah jongi dikenal sangat asam. Untuk bisa mendapatkan bagian buahnya, buah jongi perlu dikupas beberapa kali . Buah jongi berwarna kuning dengan susunan lembar isi yang teratur. Memakan langsung buah jongi dijamin akan membuat mata memicing karena keasamannya.

Adalah ibu-ibu sekolah perempuan Mosintuwu dari Desa Bancea, yang melihat buah jongi yang asam menjadi alternatif minuman yang enak. Jus buah jongi.  Ibu Marce dan ibu Lubi dari Bance menjelaskan dengan bangga “ Orang tidak mungkin bisa makan banyak buah jongi karena asam sekali. Jus buah jongi ini dikurangi asamnya dengan menggunakan susu dan rempah lain seperti kayu manis, tapi tidak menghilangkan khasiatnya misalnya untuk asam urat”

Prof. Ahmad Erani bersama Kasubdit BUMDES dan Direktur  Pengusaha Ekonomi Desa serta beberapa pimpinan SKPD yang hadir dalam Festival Hasil Bumi Poso tanggal 3 November 2016, sempat mencicipi jus buah jongi. “ Ini enak sekali dan unik rasanya” komentar Prof. Ahmad Erani yang disambut senyum dan tawa lebar dari ibu-ibu.

Baca Juga :  Pejuang-pejuang Tana Poso

Ide kreatif pengolahan buah-buahan dari desa ini bisa menjadi satu langkah maju Kabupaten Poso menjadikan desa-desa produsen buah-buahan yang bukan hanya berfungsi bagi pemenuhan nutrisi warga tapi juga pengembangan ekonomi desa.