Masak untuk Kawan, Rakyat Saling Jaga

0
1418
Proyek Masak untuk Kawan, proyek memasak untuk teman, saudara atau siapapun yang mengalami kesulitan akses pangan sehari-hari di masa pandemi COVID-19. Ilustrasi : Forum Sudut Pandang

Ini serupa mimpi buruk yang berulang. Belum selesai tugas kita memulihkan diri usai bencana alam gempa, likuifaksi, tsunami yang menimpa  Palu dan sekitarnya di tahun 2018, kini datang badai baru.  Mau tak mau, kita harus dihadapkan dengan kondisi kita yang lagi-lagi tak pernah siap.

Selang beberapa jam ketika Pemerintah Indonesia mengumumkan 2 orang warga yang bermukim di Ibu Kota terkonfirmasi positif virus korona, ratusan ribu warga Indonesia dirundung ketakutan dan kepanikan. Terjadi perubahan kebijakan yang membuat ribuan program yang dikerjakan oleh pemerintah, swasta hingga organisasi dibatalkan . Pembatalan ini sebagai tindakan preventif penyebaran rantai virus covid-19.  Tak menunggu lama, menyusul ratusan rumah makan, toko , tempat hiburan ditutup sementara . Ini menambah data pengangguran menjadi ratusan ribu jiwa, Palu sebagai jantung Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah mengalami dampak buruk yang juga sama. Ratusan program komunitas dan lembaga dibatalkan. Ribuan buruh dirumahkan.  Tidak seorangpun yang menduga kita semua akan menjadi saksi dan penyintas dari badai pandemi yang baru saja kita kenal dengan sebutan virus corona.

Setelah seminggu berdiam diri dan mengisolasi ruang untuk berkumpul di Kantor Forum Sudut Pandang, saya kemudian dirundung kebosanan. Bosan dengan aktivitas makan tidur yang berulang. Sebagai buruh komunitas yang terbiasa memicu diri,  saya sering bekerja kolektif tak kenal siang dan malam. Saya kemudian mengisi banyak waktu untuk memasak. Kadang kala membuat masker kain jahitan tangan. Kemudian muncul ide memasak.

Ide memasak ini sebenarnya didasari oleh kesadaran untuk hidup hemat di masa pandemi. Selain itu juga menjaga pola makan yang sehat dari dapur dan tangan sendiri. Ide ini disambut baik oleh banyak kawan yang terus saling sapa melalui akun sosial media pribadi . Terutama mereka yang sering saya bagikan tentang makanan sehat dan masakan yang saya buat sehari-hari.

Baca Juga :  Provokasi Kekerasan dan Ujian Solidaritas Kita

Namun,  kabar tentang makan dan masakan yang selalu saya bagi tak selalu berujung baik. Minggu kedua di masa pandemi, saya mendengar banyak kabar tentang kawan-kawan saya yang ternyata terdampak ekonomi. Saya mendengar tentang beras yang sudah menipis, simpanan uang yang sudah tidak ada lagi juga harapan pekerjaan yang semakin sulit. 

Sesal kemudian hadir di pikiran saya. Betapa saya sungguh abai dan egois membagikan kabar isolasi diri yang produktif dengan masak makanan enak dan layak sementara di luar sana banyak sekali orang yang bahkan untuk mengisi perut dengan lauk yang sederhana pun sulit, bermodalkan dana seadanya. 

Saya kemudian memutuskan untuk menginisiasi proyek sederhana bersama teman-teman forum sudut pandang untuk memasak dan membagikan hasil masakan kami kepada teman-teman yang mengalami kesulitan ekonomi.

Paket makanan yang dibagikan kepada mereka yang membutuhkan. Foto : Forum Sudut Pandang

Minggu pertama ketika proyek masak untuk kawan kami kerjakan, saya berkomunikasi dengan kak Lian Gogali . Saat itu kak Lian sedang menginisiasi proyek sosialisasi dan literasi covid19 di wilayah Kabupaten Poso. Tak tunggu lama Kak Lian yang sejak awal saya kenal sebagai pejuang kemanusiaan, menawarkan kerjasama solidaritas pasokan pangan dari Institut Mosintuwu Poso. Rasanya seperti angin yang sejuk hari itu . Saya meyakini bahwa kebaikan memang akan selalu dikerumuni doa dan dukungan banyak orang. Forum Sudut Pandang melanjutkan proyek Masak Untuk Kawan berkolaborasi dengan Institut Mosintuwu hingga hari ini.

Setiap minggunya kami di Palu mendapat kiriman bahan baku masakan dari Tentena. Prosedur memasak pun semakin apik. Kami membuat jadwal memasak bersama beberapa relawan di Kantor Forum Sudut Pandang setiap minggu. Calon penerima bantuan makanan yang telah mengisi formulir online, kami kirimkan bahan makanan sesuai alamat mereka. 

Baca Juga :  Mengurusi Isi Kepala di Program Deradikalisasi

Di masa-masa pelik pandemi ini,  kami sadar betul kecemasan bukan hanya berasal dari informasi tentang ancaman penyebaran virus. Kecemasan yang panjang dan psikis hingga fisik kita adalah tentang isi perut, tentang tubuh yang terancam lumpuh karena kantung kita tak mampu memberi asupan makanan untuk bertarung di masa ini.

Proyek ini genap berusia satu bulan, dari data responden yang kami kumpulkan, 50% dari penerima bantuan berjenis kelamin perempuan.  40% diantaranya adalah pekerja swasta, buruh yang dirumahkan, sisanya adalah mahasiswa yang  tidak mendapatkan kiriman bantuan dari kampung asal mereka. 

Masih legam di ingatan saya,  seorang anak perempuan berusia 21 tahun datang di kantor kami. Malam itu hujan rintik-rintik. Dia menerobos hujan dan bertandang ke kantor kami dengan harapan mendapat bekal pangan yang baru saja kami masak. Tiada yang lebih mengharukan ketika kita melihat kenyataan kalau ternyata masakan yang kita olah dari dapur kecil kita bisa dinikmati dan menjadi berkat kesehatan bagi banyak orang.

Kabar baik dari wilayah berbeda.  Beberapa kelompok pekerja seni dan aktivis kemanusiaan yang bermukim di Yogyakarta menginisiasi proyek yang sama. Mereka memberi tajuk Sama Sama Makan untuk proyek mereka.  Saya lalu mengamini dalam hati kalau kebaikan memang selalu bisa menular. 

Di minggu kedua bulan April tahun 2020, ketika kami mendapat kiriman ikan cakalang fufu dari Mosintuwu, segera kami olah lauk tersebut dan kami kirimkan sebagai bentuk solidaritas kepada teman-teman di Yogyakarta. Saat ini kami menyadari bahwa kondisi kita sama-sama babak belur. Sebagai masyarakat yang tentu dirundung takut akan kepastian fasilitas kesehatan yang lamban oleh pemerintah,  satu-satunya pertahanan terbaik yang bisa kita lakukan adalah menjaga kondisi tubuh yang sehat. Proyek Masak Untuk Kawan tentu adalah satu bentuk perjuangan melawan penyebaran virus covid19 dengan membagikan masakan sederhana untuk kawan, untuk saudara, untuk siapa saja yang tengah bertarung di tengah badai covid19.

Baca Juga :  Sempadan Danau Poso : Menjaga Hak Hidup Warga atau Untuk Keuntungan Investor ?

Kita tentu tahu bahwa ekonomi yang lumpuh bisa dipulihkan.  Tapi mereka yang tak telah pergi tak mungkin kita hidupkan kembali. Proyek ini akan terus kami upayakan hidup, untuk merawat solidaritas, untuk merawat persaudaraan dari pangan rakyat, untuk rakyat.

______________________________________________

Info redaksi :

MASAK UNTUK KAWAN adalah proyek memasak untuk teman, saudara atau siapapun yang mengalami kesulitan akses pangan sehari-hari di masa pandemi COVID-19. Kesulitan akses pangan dikarenakan : tidak memiliki stok makanan, sedang dalam kondisi sakit, tidak bisa pulang kampung, rentan terpapar  COVID-19 juga kesulitan ekonomi.  

Proyek ini adalah kerjasama Jaringan dan Relawan dari Forum Sudut Pandang, Palu dan Institut Mosintuwu, Poso.

Saat ini jangkauan bantuan Masak Untuk Kawan kami buat untuk kawan-kawan kami di Kota Palu dan sekitarnya. Jika kalian adalah satu korban terdampak, dan perlu mengakses bantuan dari proyek sederhana kami.

Silahkan isi link formulir di profil kami: bit.ly/masakbuatkawan

Agar kami mudah mendata dan berbagi untuk kalian atau siapa saja .Jangan lupa sebarkan kabar baik ini. Untuk teman, untuk saudara, kita semua harus sehat dan baku jaga ya!!.

Salam Cinta dan kemanusiaan.

Relawan Forum Sudut Pandang & Institut Mosintuwu

Tinggalkan Balasan

Silahkan berkomentar
Mohon masukkan nama anda