Mengembangkan dan Menjaga Laboratorium Alam Danau Poso dalam Kerjasama Mosintuwu dan Fapetkan UNTAD

0
1156
Tim Ekspedisi Poso saat melintas di Padamarari, salah satu ikon Danau Poso. Foto : Dok. Mosintuwu/Ray

Salah satu laboratorium alam terbesar di Indonesia adalah Danau Poso. Dr Rusdin, Dekan Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Tadulako Dr.Ir Rusdin, MP  membedakan Danau Poso dengan danau lain adalah isinya. Namun, jika isi Danau Poso tidak dijaga dan dilestarikan, maka orang dari luar enggan datang. Dalam jangka panjang ini akan merugikan kabupaten Poso baik dari segi pariwisata maupun pengembangan pendidikan.

Hari Sabtu 4 Desember 2021 Dekan Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Tadulako Dr.Ir Rusdin, MP dan Direktur Institut Mosintuwu menandatangani perjanjian kerjasama berdurasi 5 tahun tentang pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, pengembangan sumberdaya manusia dan dukungan kebijakan program merdeka kampus merdeka. 

Dr Rusdin mengatakan, kerjasama ini merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam bentuk saling bantu dan saling dukung antara kampusnya dengan Institut Mosintuwu.

Pakar peternakan ini menyebut, kerjasama dengan organisasi yang bekerja di komunitas seperti Institut Mosintuwu menjadi salah satu hal yang sangat penting untuk dilakukan oleh perguruan tinggi. Sebab memberi kesempatan lebih besar kepada mahasiswa dan kalangan kampus lainnya untuk belajar langsung di alam atau dimasyarakat.

Baca Juga :  Alat Musik Khas Poso : Apa Kabarnya?

“Kalau dulu kita jungkir balik belajar teori, sekarang kita juga belajar dengan turun langsung, melihat langsung di alam”katanya.

Program kampus merdeka yang mendorong kalangan kampus untuk lebih leluasa belajar membuat kesempatan untuk melakukan penelitian langsung dilapangan jadi lebih besar. Hal ini merupakan salah satu keunggulan yang harus dimanfaatkan oleh perguruan tinggi di Sulawesi Tengah mengingat masih luasnya wilayah yang bisa dijadikan lokasi penelitian. Sulawesi Tengah memiliki laboratorium alam yang tidak semua daerah memilikinya.

Direktur Institut Mosintuwu, Lian Gogali mengatakan, kerjasama ini membuat cita-cita untuk menjadikan visi kedaulatan rakyat atas hak Ekosob mendapatkan jalan. Menurutnya, pengetahuan berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki masyarakat perlu dikonstruksikan dalam teori sehingga bisa didorong lebih kuat untuk menjadi bahan kebijakan pemerintah.  Dalam hal ini, para akademisi yang menyusunnya menjadi teori berdasarkan pengalaman yang sudah hidup ditengah masyarakat.

Dekan Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Tadulako Dr.Ir Rusdin, MP dan Direktur Institut Mosintuwu Lian Gogali, serta Dr. Fadly Tantu peneliti Universitas Tadulako saat penandatanganan MoU Kerjasama di Dodoha Mosintuwu, Sabtu 4 Desember 2021. Foto : Dok. Mosintuwu

Menurut Lian Gogali, mengkombinasikan pengetahuan lokal masyarakat di kabupaten Poso dengan teori ilmiah akan menciptakan keajaiban dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat di akar rumput. 

Baca Juga :  Mendengar Anak, Mengimajinasikan Masa DepanListening Children, Imagining the Future

“Hal paling sederhana yang mungkin bisa dilakukan adalah bersama-sama nelayan, petani melakukan penelitian yang akan meningkatkan pengetahuan untuk mendorong kesejahteraan”kata Lian Gogali.

Ada dua belas tujuan kerjasama yang dilakukan oleh dua lembaga ini. Pertama, dukungan dari Fakultas Peternakan dan Perikanan untuk studi lanjut ke jenjang strata satu bagi masyarakat binaan Institut Mosintuwu untuk peningkatan sumber daya manusia.

Selanjutnya, dukungan pendidikan masyarakat dalam bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui sekolah lapang dan pelatihan keterampilan untuk mencapai kompetensi sumber daya manusia (SDM) dalam bidang peternakan, perikanan, dan pengelolaan sumber daya perairan danau dan sungai di Kabupaten Poso.

Ketiga, dukungan dalam pelaksanaan kegiatan kuliah umum, seminar, workshop dan penyuluhan serta pelatihan dalam kerangka pengabdian kepada masyarakat secara bersama.

Selain itu dukungan penelitian bagi dosen, mahasiswa, dan masyarakat binaan dalam bidang peternakan, perikanan, pengelolaan sumber daya perairan danau dan sungai di Kabupaten Poso.

Dalam kerjasama ini, ada pula kesepakatan pembimbingan penelitian bagi remaja (pelajar), peneliti muda Institut Mosintuwu dan perwakilan masyarakat dalam penelitian yang dilakukan dalam bidang peternakan, perikanan, pengelolaan sumber daya perairan danau dan sungai di Kabupaten Poso.

Baca Juga :  Ekspedisi Poso untuk Taman Bumi Danau Poso

Fakultas Peternakan dan Perikanan Untad juga memberikan dukungan dalam percepatan pengembangan kompleks Danau Poso menjadi Taman Bumi (Geopark) Nasional dan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) melalui pengelolaan berkelanjutan habitat dan flora fauna endemik. 

Mengembangkan dan Menjaga Laboratorium Alam Danau Poso

Tinggalkan Balasan

Silahkan berkomentar
Mohon masukkan nama anda