Menuju Geopark Danau Poso

0
1742
Danau Poso dari ketinggian di Padamarari, sebelah Barat Danau Poso. Foto : Dok.AliansiPenjagaDanauPoso

Danau poso, menjadi salah satu dari 15 danau prioritas nasional. Keberadaan sidat anguilla marmorata atau dalam bahasa lokal kami menyebutnya masapi yang melimpah dibandingkan tempat lain di seluruh indonesia,  menjadi salah satu alasan mengapa danau poso menjadi danau prioritas nasional untuk dilindungi.

Namun, danau poso memiliki banyak hal lain yang perlu dilindungi selain sidat.

Danau poso adalah danau tektonik. Sebagai danau tektonik, danau poso merupakan salah satu bukti sejarah peristiwa terbentuknya pulau sulawesi.

Danau poso adalah salah satu danau purba di dunia. Sebagai danau purba, danau poso memiliki keanekaragaman hayati endemik yang dimiliki dunia.

Pemerintah kabupaten poso hampir setiap tahunnya menerima para peneliti dari dalam dan luar negeri yang tertarik untuk menggali dan menulis tentang danau poso. Ini menunjukkan banyak orang memberikan perhatian ke danau poso karena memiliki keunikan dan kekhasan yang luar biasa.

Selain bagi para peneliti dan akademisi, danau poso merupakan sumber kehidupan masyarakat poso. Selama ratusan tahun, danau poso dimanfaatkan oleh warga sebagai sumber air minum dan irigasi,  menjadi sarana transportasi,  menjadi obyek wisata , membuka lapangan pekerjaan yang menunjang perekonomian warga antara lain dengan menjadi nelayan, atau membuka usaha kecil. Di danau poso ada kebudayaan warga yang berkembang. Beberapa kebudayaan danau yang berkembang adalah wayamasapi, sebuah cara menangkap ikan secara tradisional menggunakan pagar dari bambu; ada juga monyilo atau cara menangkap ikan menggunakan tombak dengan bantuan lampu petromaks pada malam hari, serta mosango.

Baca Juga :  Cerita Tanah, Air dan Hutan Poso di Documenta Fifteen Jerman

Bisa dikatakan danau poso merupakan aset kehidupan masyarakat.

Sebagai aset kehidupan masyarakat, tentu saja danau poso perlu untuk dikelola dengan konsep pembangunan yang berkelanjutan.  Dalam masa awal kepemimpinan kami di pemerintahan kabupaten poso, kami telah mendengar banyak cerita dari masyarakat tentang makna danau poso bagi mereka. Salah satunya dari komunitas yang menamakan diri sebagai penjaga danau poso. Mereka menyebutkan bahwa danau poso bukan sekedar sekumpulan air tapi sebuah kehidupan.

Jika merujuk pada pengertian tentang danau, seringkali penjelasannya adalah sebuah cekungan besar di permukaan bumi yang digenangi oleh air dan dikelilingi oleh daratan, yang terbentuk secara alami. Namun, bagi warga yang tinggal di sekitar danau poso, mereka tidak melihat danau hanya sebagai sekumpulan air tapi sebuah kehidupan.

Karena itu salah satu prioritas pembangunan yang kami buat adalah pembangunan berkelanjutan di danau poso

Pemerintah kabupaten poso saat ini telah mencanangkan 7 pilar pembangunan di kabupaten poso yaitu desa maju, poso pintar, poso sehat, poso sejahtera, poso pakaroso, poso harmoni dan poso bersinar. 7 pilar pembangunan ini ingin memastikan semua program pembangunan yang dikembangkan menyentuh secara langsung kepentingan masyarakat.

Baca Juga :  Beko Loka, Sup Daging Pisang Muda dari Poso

Pada tanggal 26 maret 2021, saya telah menerima tim ekspedisi poso yang terdiri dari para akademisi, peneliti dari berbagai disiplin ilmu bersama dengan komunitas masyarakat . Mereka menyampaikan usulan tentang geopark danau poso. Saya mendengarkan dan mendukung niat-niat yang diinisiasi oleh masyarakat bersama dengan para akademisi dan peneliti untuk pembangunan yang berkelanjutan di kabupaten poso khususnya di danau poso.

Diskusi terfokus yang membahas geopark danau poso “ danau purba dengan keanekaragaman hayati di jantung sulawesi” pada hari ini kami harapkan menjadi ruang bersama bagi pemerintah daerah , bersama dengan para ahli yang memiliki perhatian pada danau poso serta komunitas masyarakat poso termasuk organisasi masyarakat sipil untuk memiliki pemahaman yang sama tentang model pembangunan berkelanjutan di danau poso.

Pemahaman yang komprehensi mengenai geopark dan mengenai potensi geopark di danau poso yang sedang diusulkan ini diharapkan bisa menjadi langkah awal untuk model pembangunan di poso . Bukan hanya model pembangunan berkelanjutan yang melindungi alam, melestarikan keanekaragaman hayati, menjaga sejarah dan kebudayaan tapi juga model pembangunan dimana pemerintah daerah berkolaborasi langsung dengan masyarakat serta para akademisi dalam mewujudkannya.

Keterlibatan masyarakat bersama dengan para akademisi dan para peneliti dalam mendukung geopark danau poso merupakan sebuah kebanggaan bagi kami pemerintah daerah poso.  Model membangun yang bekerjasama ini senada dengan semangat yang dikandung oleh kabupaten poso yaitu sintuwu maroso, atau bekerja bersama-sama menjadi kuat.

Baca Juga :  Lokakarya Guru-Guru Agama Poso : Bentuk Siswa ToleranTraining of Religious Teacher in Poso

Atas nama pemerintah kabupaten poso, kami mengucapkan terimakasih atas dukungan , sumbangan pemikiran serta inisiatif yang telah digulirkan bersama oleh komunitas masyarakat, oleh organisasi masyarakat sipil bekerjasama dengan para akademisi dan peneliti dari berbagai disiplin ilmu.

Bersama dengan saya saat ini hadir kepala dinas lingkungan hidup, kepala dinas pariwisata, kepala dinas pemerintahan desa, kepala dinas pekerjaan umum, kepala bappelitbangda poso. Kehadiran mereka adalah bagian komitmen bersama pemerintah daerah poso untuk duduk bersama dengan para akademisi dan peneliti serta komunitas masyarakat dalam membangun poso melalui program-program pembangunan.

Semoga niat baik kita untuk mewujudkan poso yang maju, poso pintar, poso sehat, poso sejahtera, poso pakaroso, poso harmoni dan poso bersinar akan terwujud.

__________________

Catatan Redaksi : Ini adalah naskah yang disampaikan Bupati Poso, dr. Verna G. Inkiriwang  dalam memberikan sambutan di pelaksanaan diskusi terfokus Geopark Danau Poso : Danau purba dengan keanekaragaman hayati di jantung Sulawesi, Jumat 30 April 2021 yang diselenggarakan oleh Institut Mosintuwu melalui daring . Naskah sambutan ini sudah melalui penyuntingan dengan menghilangkan bagian awal sambutan yang berisi salam kepada semua narasumber dan peserta.

Tinggalkan Balasan

Silahkan berkomentar
Mohon masukkan nama anda