Geowisata Poso: Jelajahi Terbentuknya Pulau Sulawesi dan Danau Poso

0
3703
Abang Mansyursyah, peneliti geologi Sulawesi dan tim ahli ekspedisi Poso sedang mengamati struktur batuan yang menunjukkan pembentukan Pulau Sulawesi . Foto : Dok.Ekspedisi Poso

Danau Poso yang dikelilingi desa-desa di empat kecamatan, Pamona Puselemba, Pamona Tenggara, Pamona Selatan dan Pamona Barat di Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah, merupakan danau terdalam ketiga di Indonesia (kedalaman 450m) dengan luas area 323.2 km2. Danau ini dibatasi oleh pegunungan tinggi Tokorondo dan Pompangeo di sisi Barat dan Timurnya. Bentang alam tersebut membuat suatu lembah yang dikenal dengan depresi atau cekungan Poso.

 

 

Gambar 1. Bentang alam Danau Poso dari google Earth dengan situs-situs geologi bukti jejak terbentuknya Pulau Sulawesi dan Danau Poso.

Danau Poso merupakan rumah bagi beberapa jenis ikan unik seperti masapi (Anguilla marmorata), sejenis belut yang bermigrasi antara danau dan laut dan beberapa spesies ikan dan kepiting endemik yang kini terancam punah. Alfred Russel Wallace, menjelaskan bahwa misteri keanekaragaman fauna yang berada di Sulawesi hanya dapat dijelaskan oleh sejarah geologinya.

“it will be evident how important an adjunct Natural History is to Geology”.(Wallace 1876)

Acara tahunan festival danau Poso menjadi daya tarik utama wisatawan berkunjung ke Danau Poso untuk melihat keragaman budaya dan tradisi di daerah ini. Atau sekedar menikmati indahnya pemandangan Danau Poso sebelum melanjutkan perjalanan ke Lembah Bada, situs Megalitik Lore Lindu. Namun, masih sedikit yang mengetahui bahwa kawasan di sekitar danau Poso juga menyimpan bukti-bukti geologi tentang sejarah terbentuknya Pulau Sulawesi termasuk Danau tektonik Poso.

Tim Ekspedisi Poso berhasil menemukan beberapa bukti penting terkait sejarah terbentuknya Pulau Sulawesi dan Danau Poso yang akan dirangkum di sini:

  • Bukti Subduksi “Mega-Thrust” (Kuku)

Masih dalam ingatan tentang dahsyatnya gempa dan tsunami di Sumatera dan Sulawesi yang disebabkan oleh tabrakan antar lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia/Sundaland menghasilkan subduksi/mega-thrust. Tetapi, masih sedikit yang mengetahui bahwa terbentuknya Sulawesi juga diakibatkan oleh tabrakan antar lempeng atau kontinen mikro. Hal ini dibuktikan dengan adanya batuan Sekis Biru yang tersingkap di pinggir jalan antara Kuku-Panjoka (Gambar 2 dan 3). Situs Sekis Biru ini hanya dapat dijumpai dibeberapa daerah di Indonesia seperti situs geologi Karangsambung, Kebumen, Jawa Tengah dan kompleks Bantimala di Sulawesi Selatan. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kelestarian situs geologi ini agar tidak dirusak dan hilang.

Baca Juga :  Pembongkaran Yondo mPamona, Penghilangan Warisan Nilai Sintuwu Maroso

Gambar 2. Singkapan batuan sekis biru dipinggir jalan Kuku-Panjoka

Gambar 3. Ilustrasi terbentuknya sekis biru (blueschist) dan hijau (greenschist) di zona subduksi atau yang lebih dikenal dengan istilah populer megathrust

  • Bagian Ofiolit penyusun lantai Samudera (Sulewana)

Di Sulewana terdapat berbagai macam jenis batuan yang kemungkinan merupakan sisa bagian dari kerak samudra. Batuan ini terdiri atas atas basalt, rijang, gabro dan batuan ultramafik yang kini telah terpotong-potong oleh sesar dan rekahan (Gambar 4A). Suksesi batuan yang menyusun kerak samudra bumi disebut ofiolit (Gambar 4B). Singkapan ofiolit di Sulawesi merupakan salah satu yang terbesar di dunia selain ofiolit di Oman dan Papua New Guinea.

Gambar 4. (A) Singkapan batuan penyusun ofiolit di Sulewana dan (B) Susunan ideal ofiolit penyusun kerak samudra

  • Poso dulunya adalah laut (Lebanu)

Bukti bahwa depresi atau cekungan Poso dulunya adalah laut dapat kita temukan di Lebanu. Sambil mendaki bukit Lebanu kita dapat melihat adanya fosil kerang dan terumbu koral yang kini telah menjadi batu Gamping (Gambar 5). Kerang dan koral ini dulunya hidup di laut dangkal. Di Puncak Lebanu, kita dapat menikmati pemandangan depresi Poso di potong oleh sungai Poso yang berkelok. Di sisi barat dan timur dapat kita lihat pegunungan Tokorondo dan Pompangeo yang menjulang tinggi hasil proses tektonik luar biasa di Sulawesi.

Gambar 5. Pendangan lembah depresi Poso dari puncak Lebanu. Inset gambar fosil koral dan kerang yang membentuk bukit Lebanu.

Dapat kita bayangkan dulu bahwa lembah/cekungan ini dulunya diisi oleh air laut yang menyatukan Teluk Gorontalo dan Bone. Hal ini dijelaskan oleh hasil penelitian yang dilakukan Nugraha dan Hall (2018), bahwa cekungan Poso merupakan suatu laut semi tertutup ketika 8 juta tahun yang lalu, seperti Laut Merah saat ini (Gambar 6).

Baca Juga :  Moende, Tarian Tradisional Poso Mengingat Leluhur

Gambar 6. Ilustrasi Sulawesi saat 8 Juta tahun yang lalu, laut dalam semi tertutup di tengah Sulawesi memiliki kondisi yang serupa dengan Laut Merah sekarang (inset).

  • Pengangkatan Poso (Petirodongi)

Pengangkatan cekungan Poso dimulai sejak 3 Juta tahun yang lalu. Bukti proses pengangkatan yang terjadi di Tentena dapat kita temukan di jembatan Petirodongi. Di sini, terdapat singkapan batuan yang merupakan hasil pengangkatan pegunungan Pompangeo (Gambar 7). Batuan ini dipotong oleh sesar, yang menunjukkan bahwa sejak dahulu kala pembentukan Pulau Sulawesi erat kaitannya dengan proses tektonik yang menghasilkan sesar dan gempa.

Gambar 7. Singkapan batuan di dekat jembatan Petirodongi yang dipotong oleh sesar turun (garis merah). Inset foto (atas) memiliki komposisi utama batuan metamorfik sama seperti yang menyusun pegunungan Pompangeo sekarang dan foro (bawah) memiliki komposisi utama batuan ultramafik.

Menariknya, cerita geologi mengenai pengangkatan depresi Poso ini ternyata sudah dituturkan secara turun temurun melalui cerita rakyat atau disebut Laolita oleh orang Poso. Cerita Ayam Ajaib dari Desa Peura , kecamatan Pamona Puselemba mengisahkan tentang terangkatnya permukaan laut menjadi daratan.

  • Sesar yang membentuk Danau Poso (Padang Marari)

Danau Poso dibatasi oleh Sesar Poso Barat dan Sesar Poso di sisi timur. Gempa 5,7 SR yang terjadi pada tanggal 24 Maret 2019 di desa Meko membuktikan bahwa Sesar Poso Barat tergolong sesar aktif. Sesar aktif adalah sesar yang pernah bergerak menghasilkan gempa pada kurun waktu 10.000 tahun terakhir. Hal ini pula yang melatarbelakangi kegiatan Tim Ekspedisi Poso untuk mencari bukti sesar ini (Gambar 8).

Baca Juga :  Buka Puasa Lintas Agama : Kuatkan Wajah Poso yang Toleran

Gambar 8. Interpretasi Citra Google Earth dengan perbukitan memanjang yang mengindikasikan jalur Sesar Poso Barat (garis putih). Gambar inset merupakan penciri morfologi yang digunakan geologiawan dalam menginterpretasi suatu jalur sesar.

Keindahan perbukitan memanjang disepanjang Danau Poso menunjukkan indikasi adanya sesar yang membentuk morfologi tersebut. Sambil menikmati indahnya Danau Poso dari perjalanan Bancea ke Padang Marari menggunakan perahu, kita juga dapat melihat dinding sesar yang memotong perbukitan memanjang Padang Marari (Gambar 9).

Gambar 9. Bidang sesar berupa dinding batuan terjal yang memotong perbukitan memanjang Padang Marari. Reruntuhan akibat sesar dapat pula diteukan di dalam Danau Poso. Tim Ekspedisi Poso juga berhasil menemukan reruntuhan di Tanjung Bancea yang dalam cerita rakyat sebuah desa runtuh ke dalam danau akibat menertawakan katak.

Poso merupakan suatu warisan alam dunia yang wajib kita apresiasi dan jaga. Dalam acara Poso Tectonic Lake Virtual Geotour di Geotourism Festival 2020, Ketua Pusat Penelitian Geopark dan Kebencanaan Geologi Unpad Prof. Ir. Mega Fatimah Rosana, M.Sc., PhD berpendapat bahwa kekayaan geologi di sekitar Danau Poso sudah mendukung untuk diajukan menjadi kawasan Geopark atau taman bumi. Diperlukan peran serta aktif seluruh lapisan masyarakat terutama pemerintah daerah guna mewujudkan hal ini.

Sumber:

Nugraha, A. M. S., & Hall, R. (2018). Late cenozoic palaeogeography of Sulawesi, Indonesia. Palaeogeography, Palaeoclimatology, Palaeoecology490, 191-209.

Kadarusman, A., Miyashita, S., Maruyama, S., Parkinson, C. D., & Ishikawa, A. (2004). Petrology, geochemistry and paleogeographic reconstruction of the East Sulawesi Ophiolite, Indonesia. Tectonophysics392(1-4), 55-83.

https://nationalgeographic.grid.id/read/132261346/harta-karun-danau-poso-pusparagam-kehidupan-kisah-bencana-dan-kemunculan-sulawesi?page=all

Danau Poso, Danau Purba Bukti Terbentuknya Pulau Sulawesi & Potensi Geopark

 

Tinggalkan Balasan

Silahkan berkomentar
Mohon masukkan nama anda